Jadikan Kelemahanmu, Sumber Kekuatanmu

Jadikan Kelemahanmu, Sumber Kekuatanmu Semoga tetap "smart n inspiring" selalu ya ! Banyak orang yang menganggap kelemahannya adalah sesuatu yang harus ditutupi, ditambal, dipermak, kalau perlu langsung disemen. hehehe..... Ambil contoh saja, pelajaran matematika dan fisika, hampir semua pelajar/mahasiswa merasa jeri mendengarnya, jangankan mengerjakan soal-soalnya, sekedar melihat bukunya saja bisa membuat sesak nafas. Tapi pernahkah kita berpikir selain banyak orang yang gagap dalam masalah pelajaran eksak, ternyata banyak juga orang yang tidak bisa main bola, tidak bisa masak enak, tidak bisa jadi teman curhat, tidak bisa melukis, tidak bisa menyanyi, dll. Ternyata mereka memiliki bakat dan potensi di bidang pelajaran atau segmen kehidupan yang lain. Dan banyak juga para bintang kelas yang cemerlang dalam berhitung dan analogi, ternyata mereka lemah dalam bidang yang lain. Tentu kita tahu bahwa ada teman kita yang selalu juara 1 di kelas, akan tetapi kurang cekatan bermain basket atau sepakbola. Ada lagi sobat yang lain yang selalu menang cerdas cermat dan rutin dapet beasiswa, tetapi lemah dalam berbisnis dan kurang dalam bersosialisasi. Terlalu sibuk membenahi kekurangan, tanpa sadar menjadikan kita abai mengasah kelebihan. Bukan berarti menambal kelemahan kita menjadi tidak penting artinya, hanya saja kita perlu memberi perhatian lebih pada kelebihan kita. Hal itu salah satunya karena aspek terpenting dari proses penyempurnaan diri adalah menemukan dan mengasah potensi. Coba bayangkan apabila kita sibuk mencari kekurangan dan sibuk menutupinya, tentu waktu kita akan habis hanya untuk itu dan lupa akan kelebihan yang telah dikaruniakan Allah kepada kita. Jatuhnya malah jadi kufur nikmat malah sebab kita tidak menggunakan potensi kita untuk kebaikan diri dan kemaslahatan ummat. Disisi lain ternyata kelemahan kita ternyata memberi kita kesempatan agar kita bisa melihat potensi kita. Bayangkan bila kita adalah orang yang serba bisa dan semuanya mampu, tentu kita tidak akan mampu berkonsentrasi mengasah potensi akibat tidak fokus dan tidak memiliki prioritas. Dengan adanya kelemahan diri, maka hidup kita akan mudah diatur dan dimanajemen karena kita hanya menggarap dan memoles satu, dua potensi kita dengan baik. Tidak terlalu banyak sehingga kita akan repot sendiri dan kehabisan waktu. Yuk sejenak melupakan masalah-masalah kita, semua kekurangan kelemahan kita, ketidak cerdasan, kekurang pandaian, ke tidakmahiran kita. Mari sekejap melihat dalam diri kebaikan apa yan ada dalam diri kita, kemampuan apa yang tersembunyi dalam jiwa kita, potensi apa yang menunggu dalam diri kita. Mungkin kita senang sekali melukis pemandangan dan kaligrafi, mungkin kita cepat sekali mempelajari dan mempraktekkan gerakan-gerakan silat/bela diri, mungkin kita cepat akrab dengan orang lain dan mudah bersosialisasi, mungkin kita suka icip-icip makanan dan terkenal enak masakannya, mungkin kita terkenal suka ngobrol, bincang-bincang, curhat-curhatan, mungkin lagi kita juga suka main ping pong alias tenis meja, atau kita suka sekali main dengan anak kecil dan merawat bayi, Mungkin lagi kita suka otak-atik mesin dan suka oprek-oprek IT. Apapun itu dan bagaimanapun itu, kesemuanya tiada lain adalah potensi terbaik yang dititipkan Tuhan pada kita. Jangan menganggap remeh apalagi menyia-nyiakannya, sebab bisa jadi itulah jalan kesuksesan dan tambang kekayaan kita. Bukankah banyak orang-orang sukses, terkenal dan kaya raya dari hobinya yang terlihat sepele. Makanya, jangan memandang dirimu dengan sebelah mata. Kita tentu tidak ingin membuatNya kecewa karena tidak bersyukur dengan potensi yang ada bukan ?. Sahabat-sahabat Rasulullah sendiri bukanlah orang-orang yang perfeksionis, sempurna luar dalam, akan tetapi mereka juga manusia biasa yang banyak memiliki halangan baik potensi maupun cacat diri. Kita mengetahui bahwa Umar r.a adalah seorang yang keras dan pedas, Utsman r.a yang lemah hati, Amr bin Jamuh yang cacat kakinya, Abdullah bin Ummi Maktum yang buta matanya,Ali bin Abi Thalib yang kurang pandai berdagang, Bilal bin Ra'bah yang sedikit minder. Jangankan para shahabat, para nabi sekalipun ada yang memiliki kekurangan contohnyal NabiAllah Musa a.s yang gagap berbicara, sehingga meminta bantuan saudaranya Nabi Harun a.s. Meskipun demikian, ternyata kelemahan dan cacat diri itu tidak sedikitpun menghalangi binar cahaya dan kecemerlangan diri mereka. Hal itu karena mereka percaya bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik dalam diri kita, apapun itu keadaaanya. Mereka optimis dan tidak rendah diri karena kekurangannnya.
Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar